Friday, July 23, 2010

Bagaimana memilih sahabat ?


BAGAIMANA MEMILIH SAHABAT
Tidak semua orang patut dijadikan sahabat. Sabda Rasulullah SAW, "Seseorang itu, menurut agama(aturan) kekasihnya. Maka sebaiknyalah seseorang diantara kalian meneliti orang yang akan dikasihinya." [HR. Abu Dawud dan Tirmidzi]

Sahabat yang kita pilih haruslah punya keistimewaan sifat-sifat yang menyenangkan. Yakni berakhlak baik, berakal fikiran sehat, bukan termasuk orang yang fasik, dan bukan pula seseorang yang sangat tamak akan perkara-perkara keduniaan. Ahlak yang baik harus dijadikan titik tolak utama dalam memulai persahabatan.

Seseorang yang jiwanya dapat dikalahkan oleh nafsu amarah, syahwat, kikir, pengecut dsb, apalagi kalo hawa nafsunya selalu diperturutkan... tidak ada manfaatnya dijadikan sahabat. Orang yang pikirannya sempit pun kurang layak dijadikan sahabat. Sebab susah untuk diajak berdialog dan bertukar pikiran yang baik.

Apalagi kalau kita berharap bisa saling mengingatkan dan saling menasehati dalam kebaikan dan takwa. Sungguh bersahabat dengan orang yang kurang sehat akal pikirannya akan lebih membawa mudharat dari pada manfaat. Orang yang gemar berbuat kefasikan juga tidak layak dijadikan sahabat. Bahkan melihatnya saja dapat mendorong kita ke arah perbuatan maksiat sehingga jiwa kita pun ikut terkotori.

Lagian, orang yang sudah tidak takut lagi sama Allah, sulit untuk dipercaya bahwa suatu saat dia tidak akan melakukan pengkhianatan terhadap sahabatnya. Karena biasanya dia akan lebih suka mementingkan dirinya sendiri

"Janganlah engkau mengikuti orang yang telah Kami lupakan hatinya untuk mengingat Kami dan ia suka mengikuti hawa nafsunya." al-Kahfi:28

Maka hindarkanlah dirimu dari orang yang enggan mengingat Kami dan ia tidak mempunyai kehendak selain dari kenidupan dunia." an-Najm:29

Allah menganjurkan untuk bersahabat dengan orang yang suka bertaqarrub mencari ridha Allah.

"Dan ikutilah jalan orang yang suka kembali bertaubat) kepada-Ku" luqman:15

Wasiat Alqamah kepada putranya, "Hai anakku jika engkau merasa perlu untuk bersahabat dengan seseorang, maka pilihlah yang mempunyai sifat-sifat berikut. Yakni jika engkau melayaninya, ia suka melindungimu. Jika engkau bersahabat dengannya, ia akan merupakan hiasan bagimu. Dan kalau engkau dalam keadaan kekurangan, ia gemar pula mencukupi kebutuhanmu. Pilihlah seorang sahabat yang bila engkau memberikan bantuan, ia suka menerimanya dengan rasa haru. Jika ia melihat kebaikan pada dirimu, ia suka menghitung-hitungnya dan dianggap sangat berguna. Sedang jika ia melihat keburukan pada dirimu ia suka menutupinya. Pilihlah seorang sahabat yang jika engkau berkata-kata, ia berusaha meluruskanucapanmu yang keliru dan bukan hanya mempercayainya saja. Jika engkau menghadapi persoalan berat, ia suka menyertaimu dalam mencarikan jalan keluarnya. Sedang bila engkau berselisih dengannya, ia suka mengalah demi kepentinganmu. ... Subhanallah.

Sayyidina Ali r.a. berkata,"Saudaramu yang sebenar-benarnya adalah orang yang berada di sampingmu dan suka menerjunkan dirinya sendiri dalam bahaya demi untuk kemanfaatanmu. Jika engkau bimbang, ia selalu memberikan penjelasan kepadamu. Ia suka berkorban tenaga dan kekuatannya untuk berkumpul denganmu."

Begitu juga sebaliknya

Abu Sulaiman Daromi rahimahullah berkata, "Janganlah sekali-kali engkau bersahabat, melainkan dengan salah satu dari dua macam orang ini. Kedua dengan orang yang dapat memberikan manfaat bagi dirimu dalam urusan akhiratmu. Jika engkau suka bersahabat dengan orang selai itu, maka pastilah itu merupakan kebodohanmu yang luarbiasa besarnya."

Pertama dengan orang yang dapat kau ajak bersahabat dalam urusan duniamu dengan jujur. Jangan sekali-kali memilih sahabat, orang yang sangat tamak dalam urusan dunia. Karena bagaikan bermain dengan racun yang mematikan, karena sudah menjdai watak manusia suka meniru dan menyesuaikan diri pada sesuatu yang sering dilihatnya. Akibatnya sedikit banyak sifat tamak itu lambat laun akan merembes dalam jiwa kita tanpa disadari.

Sebaliknya, bersahabat dengan orang yang zuhud dalam urusan keduniaan, niscaya akan menyebabkan hati kita menjadi zuhud pula. Karenanya, dekatilah para laim ulama dan ahli hikmah. Mudah-mudahan mereka menjadi jalan kebaikan bagi kita.

Nasihat Lukam kepada putranya, "Hai anakku, duduklah rapat-rapat dengan para alim ulama, eratkan lututmu dengan kedua lututnya sebab hati nurani itu dapat hidup dengan adanya hikmah sebagaimana hidupnya bumi setelah mati dengan adanya hujan yang lebat."

Demikian materi singkat Insya Allah bermanfaat untuk antum di channel ini

No comments:

Post a Comment